Senin, 21 Juni 2010

strategipembelajarandalamislam

Nama : അടി യന്ടോ saputra
Jurusan : Kependidikan ഇസ്ലാം

A.Komponen Strategi Pembelajaran Agama Islam
Secara harfiah kata komponen dapat diartikan sebagai bagian1. Jadi komponen adalah bagian dari tubuh dalam strategi pembelajaran. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan suatu system interaksi, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen yang berinteraksi antara satu sama lain.
Dengan demikian kita dihadapkan pada sejomlah komponen yang mana komponen itu harus ada. Tanpa komponen tidak akan terjadi proses edukatif antara pendidik dan peserta didik.
Adapun komponen-komponen tersebut adalah :
a.Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran memiliki cirri penting dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberikan arah yang jelas dan dapat diartikan sebagai suatu cita-cita yang ingin dicapai pelaksana suatu kegiatan. Dengan membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran “sadar tujuan”.
b.Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan isampaikan dalam proses belajar mengajar.2 Sedangkan sudirman NK mengatakan bahwa bahan pelajaran adalah sesuatu yang embawa pesan untuk tujuan pengajaran.3 Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan lancar dan mempelajari bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik dengan baik.
c.Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan, yaitu : segala sesuatu yang telah diprogramkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini komponen inti meliputi manusiawi, guru dan anak didik melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan yang berlandaskan interaksi normative untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran
d.Metode dan masa pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalampandangan syaiful bahri metode pembelajaran menempati posisi yang sangat penting sehingga seorang guru tidpak akan dapat melaksanakn tugas tanpa dan apabila tidak menguasai metode pembelajaran
Segian media adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran sebagai tujuan untuk membantu mempermudah usaha mencapai tujuan
e.Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk melihat sejauhmanakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode dan saran yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya evaluasi merupakan alat ukur guna mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
f.Guru dan anak didik
Guru sebagai transfer knowledge yang mentransfer ilmunya untuk anak didiknya.
B.Peranan komponen srategi penyelenggaraan pendidikan agama islam dalam
Penciptakan suasana kondusif dalam pengajaran.
Dalam usaha pencapaian belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif . Dengan orientasi diatas akan berkaitan dengan proses ngajar mengajar. Mengajar diartikan sebuah usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing – masing akan saling mempengaruhi antara aspek yang satu dengan yang lain.
Komponen – komponen itu antara lain tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam hubungan social tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar yang tersedia. Komponen – komponen system itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan komplek. Masing – masing sistem profil lingkungan belajar diperuntukan tujuan – tujuan belajar yang berbeda.
Peranan komponen strategi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di dalam menciptakan suasana kondusif dalam pelaksanaan pengajaran menurut estimasi mendasar penulis adalah sangat erat, kuat dan utama serta penting yang dalam hal ini dikarenakan oleh fonomena bahwa pelaksanaan pengajaran akan berlangsung secara aman , tertib , lancar dan terkendali yang terangkum dalam suasana yang kondusif apabila eksistensi diatas dibarengi dengan suatu penerapan strategi yang mantap dan efektif baik bagi pengajar maupun peserta didik sebagai komponen dari obyek belajar.
C.Hubungan antara komponen strategi pembelajaran agama islam dengan suasana
kondusif didalam pengajaran
Pengajaran merupakan sub set dari suatu pendidikan atau pengajaran disekolah termasuk dalam kontek dalam ruang pendidikan. Kegiatan pengajaran berarti kegiatan pendidikan, tetapi bukan sebaliknya. Pencapaian tujuan pengajaran adalah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Demikianpun kegiatan pengajaran dengan sendirinya ada dalam ikatan situasi dan tujuan pendidikan. Interaksi pengajaran yang terikat oleh situasi dan tujuan pendidikan disebut interaksi edukatif. Terjadinya interaksi edukatif dalam pengajaran sangat ditunjang oleh nuansa yang terjadi dalam belajar mengajar dari segala lingkupnya yang paling penting dan utama menyangkut tentang methode system dan cara yang diterapkan masing–masing komponen dalam pembelajaran tersebut baik bagi peserta didik sebagai obyek belajar maupun pendidik sebagai orang yang memberikan pengajaran dalam hal transfer ilmu pengetahuan.
Pada fenomena diatas akan dapat dilihat begitu eratnya hubungan yang terjadi antara komponen strategi penyelenggaraan pendidikan agama islam dengan situasi benar–benar aman tertip dan terkendali dalam pelaksanaan pengajaran. Hubungan antara komponen strategi penyelenggaraan agama islam dengan penciptaan suasana kondusif dalam penyelenggaran dalam proses pengajaran yakni dengan mengefektifkan suatu system belajar mengajar akan dapat terpola suatu mekanisme pengajaran yang efektiv pula.
Melalui peranan dan hubungan komponen strategi penyelenggaraan pendidkan agama islam dalam menciptakan situasi dan suasana yang kondusif dalam pengajaran itu akan dapat terimplementasi secara akurat mengenai perwujudan suatu insan muda yang mempunyai bobot intelektual yang memadai sehingga akan terbentuk pula generasi penerus harapan bangsa dimasa akan dating, khususnya dalam melestarikan norma – norma dan nilai–nilai pendidikan secara luas dan menyeluruh.6
STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
CTL merupakan strategi yang melibatkan seswa secara penuh dalam proses pembelajarannya. Siswa didorong ntuk beraktifitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks CTL adalah proses pengalaman secara langsung..


A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penh ntuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan.
Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)
2. Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge)
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
4. Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman tersebut (applying knomledge)
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge)
B. Latar Belakang Filosofi dan Psikologis CTL
1. Latar belakang Filosofis
CTL banyak dipengarhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan “skema”. Skema terbentuk karena pengalaman, dan proses penyempurnaan skema itu dinamakan asimilasi dan semakin besar pertumbuhan anak maka skema akan semakin sempurna yang kemudian disebut dengan proses akomodasi.
Pendapat Piaget tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak, sangat berpengaruh terhadap beberapa model pembelajaran, diantaranya model pembelajaran kontekstual.. menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa.
2. Latar belakangPsikologis
Dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu akan lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman.
Ada yang perlu dipahami tentang pbelajar dalam konteks CTL.
1. Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki
2. Belajar bukan sekedar mengumnpulkan fakta yang lepas-lepas.
3. Belajar adalah proses pemecahan masalah
4. Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks
5. Belajar pada hakikatnya adalah menangkap pengetahuan dari kenyataan.


D. Peran Guru dan Siswa dalam CTL
Setiap siswa mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebut dinamakan sebagai unsure modalitas belajar. Menurut Bobbi Deporter ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tive visual, auditorial dan kinestis.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL.
1. Siswa harus dipandang sebagai individu yang sedang berkembang
2. setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan
3. belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui
4. belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada.
E. Asas-Asas CTL
CTL sebagi suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL
1. Konstruktivisme
Adalah proses pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri
Adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:
1. Merumuskan masalah
2. Mengajukan hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan
5. Membuat kesimpulan
3. Bertanya (Questioning)
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
a) menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran
b) membangkitkan motvasi siswa untuk belajar
c) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuat
d) memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan
e) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep Masyarakat Belajar (Learning Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
5. Pemodelan (Modeling)
Merupakan proses pembelajarn dengan memperagakan sesuatu sebagai conto yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6. Refleksi (Reflection)
Merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.
1. 7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar