Minggu, 13 Juni 2010

dampakpencemaranlingkungan

PENCEMARAN UDARA TERHADAP
KESEHATAN MANUSIA



Adi yanto saputra
NIM : 08 010103 037

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.

Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan. letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.

Pencemaran udara yang sangat parah, akan berdampak secara langsung terhadap mata dan tenggorokan (keluar air mata, batuk, tenggorokan sakit, mata terasa perih dll). Karena laki-laki dewasa biasanya membutuhkan sekitar 13,5 Kg udara dalam satu hari, dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan manusia yang paling utama adalah kerusakan kronis organ pernafasan.

- Cara kerja alat pernafasan
- Penyakit alat pernafasan yang ditimbulkan oleh pencemaran udarad.penanggulangan pencemaran udara
Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan pencegahan secara tepat tergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.



PENDAHULUAN

Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor.
Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%.
Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.


Tulisan ini di rumuskan untuk memahami pengertian pencemaran udara, proses terjadinya pencemaran udara, dampak pencemaran udara terhadap kesehatan manusia, dan penanggulangan pencemaran udara.
A. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.
Rusaknya ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.
B. Proses Terjadinya Pencemaran Udara
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan. letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.
Uraian sebelumnya telah Anda ketahui bahwa bahan kimia yang tersebar dalam lingkungan fisik ini ada yang bermanfaat dan sangat diperlukan kehadirannya dalam jumlah sebanyak mungkin, ada yang berguna dalam kadar tertentu ada pula yang betul-betul bersifat sebagai racun dan berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar. Sebagai sumber utama terjadinya pencemar adalah:
1. Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
2. Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
• Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
• Pengolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
• Proses-proses dalam pabrik.
• Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas.
Pencemaran lingkungan ini sudah terjadi sejak jaman dahulu kala, sejak adanya manusia, tetapi baru abad 20 pencemaran yang diakibatkan karena manusia ini menjadi pokok bahasan pada semua kalangan masyarakat dan perlu mendapat penanganan dan pengawasan secara serius.
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil sampingan perbuatan manusia meliputi;
• Faktor Industrialisasi
• Faktor Urbanisasi
• Faktor Kepadatan Penduduk
• Faktor Cara Hidup
• Faktor Perkembangan Ekonomi
Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor terjadi, maka faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari.
Contoh-contoh faktor-faktor yang sangat mengganggu lingkungan hidup antara lain:
1. Faktor Industrialisasi
o Pertambangan, transportasi, penyulingan dan pengolahan bahan hingga menghasilkan barang yang dapat digunakan.
o Pertambangan, transportasi, penyulingan dan penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan energi.
o Sisa-sisa buangan yang dihasilkan sebagai hasil sampingan selama proses-proses di atas.
2. Faktor Urbanisasi
o Pembukaan hutan untuk perkampungan, industri dan sistem
transportasi.
o Penimbunan atau menumpuknya sisa-sisa buangan/sampah dan hasil?samping selama proses-proses di atas.
3. Faktor Kepadatan Penduduk
o Meningkatnya kebutuhan tempat tinggal/perumahan.
o Meningkatnya kebutuhan pangan dan kebutuhan energi.
o Meningkatnya kebutuhan barang-barang konsumsi dan bahan-bahan untuk hidup.
4. Faktor Cara Hidup
o Penggunaan barang kebutuhan secara berlebihan sehingga terbuang percuma.
o Tuntutan akan kemewahan.
o Pemborosan energi.
5. Faktor Perkembangan Ekonomi
o Meningkatnya penggunaan bahan sumber, misal BBM, hasil hutan.
o Meningkatnya sisa-sisa buangan sebagai hasil sampingan produksi barang-barang kepentingan dalam pabrik dan meningkatnya bahan pencemar.
C. Dampak Pencemaran Udara terhadap Kesehatan Manusia
Pencemaran udara yang sangat parah, akan berdampak secara langsung terhadap mata dan tenggorokan (keluar air mata, batuk, tenggorokan sakit, mata terasa perih dll). Karena laki-laki dewasa biasanya membutuhkan sekitar 13,5 Kg udara dalam satu hari, dampak dari pencemaran udara terhadap kesehatan manusia yang paling utama adalah kerusakan kronis organ pernafasan.
1 Cara Kerja Alat Pernafasan
Organ dalam yang pertama kali diserang oleh material penyebab pencemaraan udara adalah alat pernafasan. Gambar 1 menampilkan garis besar sistem pernafasan. Ketika kita menarik nafas, udara akan masuk dari rongga hidung, dan setelah melewati hulu kerongkongan, batang tenggorokan, dan cabang batang tenggorokan, akan sampai di gelembung paru-paru. Di dalam gelembung paru-paru akan terjadi pertukaran antara gas oksigen dengan gas asam karbon.
Setelah itu, udara akan dibuang keluar. Organ-organ yang disebutkan di atas mempunyai sifat imunitas terhadap benda asing yang masuk. Sel kulit yang terletak di antara rongga hidung hingga daerah di sekitar cabang batang tenggorokan dilapisi oleh cairan lendir. Dan, di dalam batang tenggorokan dan cabang batang tenggorokan terdapat rambut halus yang berfungsi untuk membuang benda asing. Kedua sistim imunitas di atas akan memungkinkan untuk membuang benda asing melalui mekanisme batuk atau dahak. Selain itu juga terdapat macrophage di dalam gelempung paru-paru yang berfungsi untuk memakan benda asing yang masuk.
2 Penyakit Alat Pernafasan yang Ditimbulkan oleh Pencemaran Udara
Pencemaran udara yang sangat parah, akan menyebabkan timbulnya penyakit radang batang tenggorokan akut (bronkitis akut). Tetapi umumnya hanya akan menyebabkan penyakit alat pernafasan kronis seperti, bronkitis kronis, asma, polip paru-paru. Tabel 1 menampilkan definisi dari penyakit penyakit tersebut.
Bronkitis kronis ditandai dengan gejala-gejala yang mudah diketahui seperti, batuk yang berkepanjangan dan dahak yang keluar terus-menerus. Penyakit asma adalah penyakit yang jika sedang kambuh akan membuat batang tenggorokan menyempit. Penyumbatan batang tenggorokan oleh dahak yang terjadi bersamaan akan menyebabkan sesak nafas. Ilmu pengetahuan akhir-akhir ini menyebutkan bahwa, asma merupakan penyakit alergi kronis di dalam saluran pernafasan. Polip paru-paru merupakan penyakit yang merusak sel paru-paru. Kerusakan sel ini akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan oksigen, sehingga nafas akan tersenggal-senggal ketika berolahraga. Selain itu, kanker paru-paru juga merupakan contoh penyakit alat pernafasan. Merupakan hal yang umum diketahui bahwa asbes merupakan penyebab kanker paru-paru. Selain itu, di dalam asap jelaga dan butiran debu yang terdapat di dalam gas buangan mesin disel, terkandung bahan penyebab kanker, yang dapat menyebabkan kanker paru-paru. Akan tetapi hubungan sebab akibat antara jelaga ini dengan kanker paru-peru belumlah jelas.
Contoh utama dari dampak material penyebab pencemaran utara terhadap
kesehatan
(1) sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida terbentuk dari belerang yang terdapat dalam minyak tanah atau batu bara dll yang teroksidasi selama proses pembakaran. Karena mudah larut di dalam air, sebagian besar SO2 akan diserap di dalam rongga hidung atau saluran pernafasan bagian atas. Hal ini berakibat akan timbulnya penyakit radang batang tenggorokan kronis atau asma. Dan jika secara bersamaan terdapat SPM atau NOx, penyakit yang ditimbulkan akan lebih parah.
(2) butiran debu
Butiran debu ini berasal dari berbagai macam sebab seperti, proses alami (tanah, garam laut, aktifitas gunung berapi dll.) dan hasil dari perbuatan manusia (gas buangan pabrik, kendaraan bermotor dll.). Partikel butiran debu yang berukuran lebih kecil dari 10 µm akan melewati rongga hidung dan masuk hingga batang tenggorokan atau gelembung paru-paru. Butiran yang diakibatkan oleh pembakaran minyak tanah atau batu bara sebagian besar berukuran di bawah 2,5 µm, yang berakibat mampu masuk hingga bagian dalam paru-paru. Sebagian besar butiran-butiran ini mengandung bahan yang berbahaya. Hasil penelitian terakhir menyebutkan bahwa butiran debu ini mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai penyakit alat pernafasan dan juga merupakan material penyebab penyakit alergi. Selain itu, asbes juga merupakan penyebab kanker paru-paru. Dan di negara yang menggunakan bensin yang mengandung timbal, butiran debu yang dihasilkan menjadi sebab keracunan timbal.
(3) gas karbon monooksida (CO)
Gas karbon monooksida dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari minyak tanah atau batu bara. Karena sukar larut di dalam air, gas karbon monooksida akan masuk hingga mencapai gelembung paru-paru. Dibanding dengan karbon dioksida, karbon monooksida lebih mudah berikatan dengan hemoglobin yang ada di dalam darah, sehingga menggangu transportasi oksigen oleh darah.
(4) gas oksida nitrogen (NOx)
Di dalam proses pembakaran minyak tanah atau batu bara, nitrogen yang terkandung di dalam udara akan ikut terbakar menjadi gas oksida nitrogen. Karena sukar larut di dalam air, gas oksida nitrogen akan masuk hidung sehingga mencapai gelembung paru-paru. Berdasar hasil penelitian ilmu epidemilogi, kadar gas oksida nitrogen di udara disebutkan mempunyai kaitan dengan jumlah kasus penyakit bronkitis kronis.
(5) gas oksidan photo-kimia (Ox)
Gas oksidan photo-kimia dihasilkan oleh proses photo-kimia diantara gas oksida nitrogen yang dibuang oleh pabrik, kawasan industri dan kendaraan bermotor dengan bahan kimia organik pengaktif serta hidrokarbon yang dikeluarkan oleh tumbuhan. Bahan utama penyusun gas oksida photo-kimia adalah gas ozon. Karena gas ozon susah larut di dalam air, gas ozon akan masuk hidung hingga mencapai gelembung paru-paru. Gas ozon secara sendiri tidak menimbulkan gejala akut seperti mata perih. Gejala tersebut diperkirakan disebabkan oleh PAN (PeroxyAcyl Nitrate) dan formaldehyde. Gas oksidan diperkirakan baru akan menyebabkan mata sakit jika kadarnya sudah di atas 0,1 ppm. Kemudian jika angka per jam-nya mencapai sekitar 0,2 ppm, kemampuan sistem pernafasan akan menurun. Gas oksidan diperkirakan dapat menyebabkan kerusakan alat pernafasan jika diserap dalam jangka panjang. Tetapi hubungan antara gas ini dengan kerusakan alat pernafasan belum begitu jelas.
5. Contoh dampak pencemaran udara terhadap manusia
(1) Studi kasus di Inggris
Dalam kasus di negara Inggris, revolusi industri menyebabkan pemakaian batu bara meningkat secara drastis, yang berakibat pencemaran udara menjadi semakin parah. Di bulan Desember 1952, bulan dimana Perang Dunia ke-2 sudah berhenti dan diikuti oleh peningkatan aktifitas masyarakat, muncul smog (asap bercamput kabut) yang menyebabkan angka kematian meningkat 4.000 orang lebih banyak dibanding di hari biasa dalam dua minggu (di hari biasa, jumlah kematian rata-rata hanya mencapai 300 orang per hari). Smog ini timbul secara berkelanjutan selama 5 hari dari tanggal 5 sampai 9 Desember, yang berakibat semakin parahnya penyakit alat pernafasan yang diderita oleh kaum lanjut usia, sehingga membuat catatan rekor dengan jumlah kematian yang lebih banyak beberapa kali lipat disbanding kondisi biasa. Bahkan, di saat smog sudah menghilang pun, angka kematian masih cukup tinggi untuk beberapa saat. Kadar sulfur dioksida dan jumlah jelaga di saat itu mencapai 0,7 ppm dan 1,7 mg/m3, lebih besar 7-9 kali lipat dibanding kondisi normal yang hanya mencapai 0,1 ppm dan 0,2 mg/m3.
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relative rendah. Kadar SO2 yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :

Inhalasi merupakan satu-satunya rute pajanan yang menjadi perhatian dalam hubungannya dengan dampak terhadap kesehatan. Walau demikian ada juga beberapa senjawa lain yang melekat bergabung pada partikulat, seperti timah hitam (Pb) dan senyawa beracun lainnya, yang dapat memajan tubuh melalui rute lain. Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang terdapat di udara juga.
Selain itu partikulat debu yang melayang dan berterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus pandang mata (Visibility) Adanya ceceran logam beracun yang terdapat dalam partikulat debu di udara merupakan bahaya yang terbesar bagi kesehatan. Pada umumnya udara yang tercemar hanya mengandung logam berbahaya sekitar 0,01% sampai 3% dari seluruh partikulat debu di udara Akan tetapi logam tersebut dapat bersifat akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi sinergistik pada jaringan tubuh, Selain itu diketahui pula bahwa logam yang terkandung di udara yang dihirup mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis sama yang besaral dari makanan atau air minum. Oleh karena itu kadar logam di udara yang terikat pada partikulat patut mendapat perhatian .

D.Penanggulangan Pencemaran Udara
a) Dengan melengkapi alat penangkap debu ( Electro Precipitator ).
b) Dengan melengkapi water sprayer pada cerobong.
c) Pembersihan ruangan dengan sistim basah.
d) Pemeliharaan dan perbaikan alat penangkap debu.
e) Menggunakan masker.
UPAYA PENANGGULANGANNYA
Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan pencegahan secara tepat tergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.
Menurut dr.drh. Mangku Sitepoe (1997), ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk gas.
1. Absorbsi. Melakukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Biasanya absorbennya air, tetapi kadang-kadang dapat juga tidak menggunakan air (dry absorben).
2. Adsorbsi. Mempergunakan kekuatan tarik-menarik antara molekul polutan dan zat adsorben. Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben antara lain Karbon Aktif dan Silikat.
3. Kondensasi. Dengan kondensasi dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi, terutama dikerjakan pada polutan gas yang bertitik kondensasi tinggi dan penguapan yang rendah (Hidrokarbon dan gas organik lain).
4. Pembakaran. Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas Hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa Karbon Dioksida dan air. Adapun proses pemisahannya secara fisik dikerjakan bersama-sama dengan proses pembakaran secara kimia.
5. Reaksi kimia. Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan Belerang. Membersihkan gas golongan Nitrogen, caranya dengan diinjeksikan Amoniak yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan Belerang dipergunakan copper oksid atau kapur dicampur arang.
Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat dilakukan melalui enam konsep.
1. “Membersihkan” (Scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.
2. Menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.
3. Mempergunakan presipitasi elektrostatik. Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya, sebab langsung ke butir-butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang telah dibersihkan.
4. Mempergunakan kolektor mekanis. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai siklon.
5. Program langit biru. Yaitu Program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi (baca: kendaraan bermotor), yaitu: Pertama, mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam Program lagit biru, hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang memberikan hasil pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin kendaraan. Mesin dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas. Ketiga, memasang alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.
6. Menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.
Bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan yang paling penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa Timbal
Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c) Memasang filter pada knalpot.
Sumber Tidak Bergerak
a) Memasang scruber pada cerobong asap.
b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam ) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya:
a) Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.
b) Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti sumur tua , Goa dll
penanggulangan
a) Mengganti peralatan yang rusak.
b) Mengatur pertukaran udara di dalam ruang seperti mengunakan exhaust-fan.
c) Bila terjadi korban keracunan chlorin maka lakukan :
•Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
•Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.
Konsentrasi ( ppm ) Pengaruh
3 – 5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya
8 – 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama
50 – 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )
400 -500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat


PENUTUP
Kesimpulan
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Pencemaran udara yang sangat parah, akan berdampak secara langsung terhadap mata dan tenggorokan (keluar air mata, batuk, tenggorokan sakit, mata terasa perih dll).
Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil sampingan perbuatan manusia meliputi;
• Faktor Industrialisasi
• Faktor Urbanisasi
• Faktor Kepadatan Penduduk
• Faktor Cara Hidup
• Faktor Perkembangan Ekonomi
Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan pencegahan secara tepat tergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.






DAFTAR PUSTAKA

- http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/sains/sains6.htm
- http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox- a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&hs=gXB&q=PENDAHULUAN+PENCEMARAN+UDARA&btnG=Telusuri&meta=&cts=1257146040503&aq=f&oq=
- http://www.google.co.id/search?client=firefox-a&rls=org.mozilla

Tidak ada komentar:

Posting Komentar