Senin, 21 Juni 2010

filsafat

1. PENGERTIAN FILSAFAT

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.

Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Ciri-ciri berfikir filosfi :

1.Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.

2.Berfikir secara sistematis.

3.Menyusun suatu skema konsepsi, dan

4.Menyeluruh.

Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :

1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika

2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.

3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.

2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.

3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.

4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.

Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :

1. Sebagai dasar dalam bertindak.

2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.

3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.

4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

2. FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Beberapa aliran filsafat pendidikan;

1. Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.

2. Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan

3. Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.

Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.[1]

3. Tujuan pembelajaran filsafat

Ada 2 macam :

1.Tujuan Teoritis

Maksudnya: filsafat berusaha untuk mencapai kenyataan / mencapai hal yang nyata.

2.Tujuan Praktis

Tujuan ini biasanya dianut oleh dunia timur (Indonesia).

Tujuan ini mempergunakan hasil daripada filsafat yang teonetis untuk memperoleh pedoman hidup, guna dipraktekkan dan dijadikan pedoman dalam praktik kehidupan.[2]

4. Manfaat bagi mahasiswa

Mata kuliah ini mengkaji tentang konsep hakekat teknologi informasi mencakup pengertian informasi, hubungan data dengan informasi, komponen-komponen informasi, informasi dan pengambilan keputusan, dan hakekat teknologi informasi, hakekat teknologi komunikasi mencakup komunikasi, teknologi komunikasi, karakter teknologi komunikasi dan implikasinya dalam pendidikan, serta hakekat teknologi informasi dan komunikasi dan manfaatnya bagi dunia pendidikan mencakup hakekat TIK dan manfaat TIK bagi dunia pendidikan.

Dalam mata kuliah Media Pembelajaran ini akan dibahas mengenai pengertian media pembelajaran, fungsi media pembelajaran, landasan penggunaan media pembelajaran, perangkat dan klasifikasi media karakteristik media pembelajaran dua dimensi, karakteristik media sederhana tiga dimensi, karakteristik media audio, OHP, Film Strip, Slide, Film Video, dan Televisi, Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran.

Mata kuliah ini mengkaji dasar pemrograman web dan mempraktekannya dalam perancangan website sederhana, pemanfaatan website sebagai media pembelajaran, mengkaji Learning Management System, serta penerapan pembelajaran online berbasis web.

[3]Mata kuliah ini mengkaji tentang berbagai konsep dan metode pembuatan fotografi pembelajaran. Kajian dilakukan melalui berbagai pustaka tentang konsep dan metode pembuatan fotografi pembelajaran serta praktek membuat media pembelajaran fotografi. Aplikasi penggunaan penguasaan kamera baik manual maupun digital menjadi tekanan penting dalam perkuliahan ini, sebagai pengembangan keterampilan (skills) bagi mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan. [4]

5. Tri pusat

Seperti dikatakan Ki Hajar Dewantara, pendidikan berlangsung didalam lembaga sekolah, keluarga dan masyarakat. Sistem yang disebut sebagai Tripusat Pendidikan ini dijadikan sebagai strategi dalam upaya pengembangan pendidikan yang didasarkan kebudayaan dan kebangsaan sebagai upaya penangkalan terhadap kebudayaan dari luar yang tidak mendidik sesuai dengan budaya timur.Sistem tripusat pendidikan membutuhkan realisasi diantaranya dengan membuat inspirasi dan membangun perasaan saling bekerja sama dan mengembangkan daya saing diantara siswanya. Demikian yang ditandaskan Prof Dr Wuryadi, Ketua III Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa (MLPT) dalam pembukaan Pondok Asrama dan Pembuatan Gedung di Perguruan Tamansiswa Cabang Cangkringan.[5]

6. Syarat-syarat guru dan murid menurut Al-Gazali

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, melalui penelitian perpustakaan (library research), dimana penulis meneliti suatu teks karya Imam Al-Ghazali yang tertuang dalam kitabnya yang berjudul Ihya Ulumuddin. Di sini, Ihya Ulumuddin sebagai obyek formal penelitian, tidak dipandang menurut arti sosiologis atau budaya atau politis, tetapi sejauh mana memberikan visi mengenai konsep pendidikan akhlak dilihat dari aspek pendekatannya dalam relevansinya dengan pendidikan Islam, untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini digunakan untuk meneliti tentang validitas menurut sejarah yang ada, serta mengetahui riwayat hidup al-Ghazali, dan pemikirannya serta relevansinya terhadap pendidikan akhlak pada saat ini.Adapun pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan histories-filosofi, serta menggunakan metode pengumpulan data berupa dokumentasi. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan metode deskriptif analisis, di mana bahan-bahan yang terkumpul diuraikan, ditafsirkan, dibandingkan persamaan dan perbedaannya dengan fenomena tertentu yang diambil bentuk kesamaannya, serta menarik kesimpulan. Oleh karena itu pula, maka lebih tepat jika dianalisa menurut dan sesuai dengan isinya, atau menggunakan metode analisis isi (content analysis).

Hasil penelitian menunjukkan: (1) kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut Imam al-Ghazali, yaitu seorang guru adalah mereka yang paling kurang memilki empat syarat. Pertama; syarat keagamaan, yaitu patuh dan tunduk melaksanakan syari’at Islam dengan sebaik-baiknya. Kedua, senantiasa berakhlak yang mulia yang dihasilkan dari pelaksanaan syari’at Islam tersebut. Ketiga, senantiasa meningkatkan kemampuan ilmiahnya sehingga benar-benar ahli dalam bidangnya. Keempat; mampu berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat pada umumnya (2) dalam membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidik (guru), al-Ghazali lebih mengaksentuasikan pada kepribadian atau sikap dan sifat-sifat moral yang mulia. (3) Al-Ghazali juga mengharuskan pada seorang pendidik untuk menguasai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keberhasilan pendidikan akhlak, seperti psikologi, kesehatan dan sebagainya. (4) Secara keseluruhan Imam al-Ghazali termasuk sebagian dari filosof yang telah menciptakan sistem pendidikan yang komprehensif, yang tujuannya jelas dan sasana-sarananya tegas termasuk tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik dalam memberikan pendidikan akhlak kepada peserta didik. (5) Ada beberapa pemikiran al-Ghazali yang masih relevan dengan kondisi pendidikan akhlak saat ini, namun ada juga yang sudah tidak relevan dengan keadaan saat ini.[6]

Epistemologi Filsafat Al-Ghazali

Tidaklah berlebihan ketika Nicholson menyampaikan angan-angannya bahwa seandainya ada seorang nabi setelah Muhammad, maka Al-Ghozali-lah orangnya (R.A Nicholson,1976), pernyataan ini meskipun tak sepenuhnya dapat dibenarkan, tetapi setidaknya jika salah satu sifat seorang nabi itu adalah cinta akan ilmu pengetahuan dan kebenaran, maka keterlibatan Al-Ghozali dalam hampir semua diskursus keilmuan, seperti; ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf, cukup bisa dijadikan sebagai salah satu alasan untuk menguatkan pernyataan tersebut . Sebab, dengan alasan serupa yang membuat Al-Ghozali tak pernah lepas dari pertimbangan siapapun yang berusaha memahami Agama Islam secara luas dan mendalam (Nurcholis Madjid, 1996).

7. Syarat-syarat guru dan murid menurut Azizahibani



[1] http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html

[2] http://lets-belajar.blogspot.com/2007/09/atujuan-filsafat.html

[3]

[4] http://ocw.unnes.ac.id/ocw/kurikulum-dan-teknologi-pendidikan/teknologi-pendidikan

[5] http://id.shvoong.com/social-sciences/1751440-tripusat-pendidikan/

[6] http://digilib.uin-suka.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=digilib-uinsuka--dewikhurun-1720

Tidak ada komentar:

Posting Komentar