Rabu, 16 Juni 2010

laporan

Laporan

HAL-HAL YANG MENYEBABKAN SISWA
TIDAK LULUS DALAM UAN














Disususun oleh :
KEL : VII
Adi yanto saputra
Rosdiana
Kusman
Abdillah jambak



TARBIYAH
KEPENDIDIKAN ISLAM
KI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan barokah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Agama Islam pada Masa Nabi Muhammad SAW sampai Khulafaur Rasyidin” ini. Salawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Rasullullah Muhammad SAW sebagai pembawa refolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat dan umatnya sampai hari kiamat, Amin.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam di kepandidikan islam (ki) di STAIN Sultan Qaimuddin kendari.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini,Rekan-rekan mahasiswa Program Studi kependidikan islam yang telah membantu memberikan dorongan moril dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini bermanfaat, Amin.



kendari, 16 juni 2010
Penulis



DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II TEMPAT DAN PELAKSAAN PENELITIAN
A. Tempat Pelaksaan Dan Waktu 3

BAB III PEMBAHASAN
A. Sumber Data 3
B. Analisis Data 3
1. meningkatkan Standar kelulusan setiap tahunnya dan
tidak di barengi dengan peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia 4
2. kurangnya propesional tenaga pendidik 7
3. kurang siapnya siswa secara psikologis dalam menghadapi
UAN 8
4. kurangnya motivasi siswa untuk belajar dalam menghadapi
UAN dan memandang enteng mata pelajaran tertentu 9
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saya Melihat Anjloknya persentase kelulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Kendari, dari 91,16% (2009) menjadi 33,45% (2010), membuat tanda tanya terhadap kelulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang akan diumumkan pada 7 Mei 2010, akankah mengalami penurunan drastis seperti SMA. Menanggapi hal tersebut, Kadis Pendidikan Kota Kendari Kasman Arifin, Rabu (28/4) memprediksikan, persentase kelulusan SMP akan mengalami penurunan.
Namun menurutnya, jumlah penurunan kelulusan SMP tidak akan sesignifikan penurunan kelulusan SMA. Adapun persentase kelulusan SMP 2009 yakni kurang lebih 90%, yang diungkapkan oleh Kasi SMP Kota Kendari Suhura. "Saya memprediksikan kelulusan SMP akan turun, tetapi tidak sederastis SMA," kata Kasman tanpa menyebutkan prediksi persentasi penurunannya.
"Hal ini disebabkan, ujian SMP agak tenang dan terlihat lebih rileks, tidak seperti SMA terlihat luar biasa perjuangannya. Selian itu juga, tingkat pembelajaran yang berbeda,"katanya lagi. Menanggapi anjloknya kelulusan SMA, dia menjelaskan bahwa lebih didominasi pada penurunan nilai di Mata pelajaran Biologi dan Bahasa Indonesia. "Faktor penyebabnya karena psikologi, sebab mata pelajaran ini diujiankan dihari pertama, sehingga kurang lebih ada beban psikologis bagi para siswa," ucapnya.
Melihat penurunan persentase kelulusan SMA dan prediksi SMP, maka Kadis ini kedepan akan berupaya meningkatkan kinerja guru, dalam rangka peningkatan kualitas pengajaran "Harus diakui bahwa proses pembelajaran di sekolah harus banyak dibenahi, baik itu untuk menghadapi Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah (US) maupun Ujian Prakteknya (UP), sebab bila salah satu ujian ini tidak lulus maka, tetap tidak lulus," katanya lagi.
"Tentunya dalam peningkatan kualitas, banyak komponen sekolah yang harus ditingkatkan, baik itu guru agar lebih meingkatkan lagi kinerjanya yang selama ini mulai terlihat, partisipasi orang tua dalam peningkatan kualitas anak disekolah, juga termasuk pengelola untuk dijadikan refleksi perbaikan kedepan," jelas Kadis Pendidikan Kota Kendari ini. Kadis Diknas Kota Kendari ini berharap, agar para siswa yang sedang mengalami penundaan kelulusan, untuk tidak larut dalam kesedihan, tetapi bagaimana mempersiapkan dan memacu diri pada ujian berikutnya, yang akan dilaksanakan 10-14 Mei 2010.
B. Rumusan masaslah
Rumusan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. bagaimana cara meningkatkan Standar kelulusan setiap tahunnya dan tidak di barengi dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.?
2. Apa yang menjadi kurangnya propesional tenaga pendidik?
3. Apa yang menjadi kurang siapnya siswa secara psikologis dalam menghadapi UAN?
4. Apa yang menjadi kurangnya motivasi siswa untuk belajar dalam menghadapi UAN dan memandang enteng mata pelajaran tertentu ?
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan m akalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahi cara meningkatkan Standar kelulusan setiap tahunnya dan tidak di barengi dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
2. Dapat mengetahi apa yang menjadi kurangnya propesional tenaga pendidik
3. Dapat mengetahi apa yang menjadi kurang siapnya siswa secara psikologis dalam menghadapi UAN
4. Dapat mengetahi apa yang menjadi kurangnya motivasi siswa untuk belajar dalam menghadapi UAN dan memandang enteng mata pelajaran tertentu


BAB II
TEMPAT DAN PELAKSAAN PENELITIAN
A. Tempat Pelaksaan dan waktu
Pelaksaan penelitian tentang ujian nasional tahun ajaran 2010/2011 dilaksanakan pada hari Senin 14 juni 2010 sekitar jam 09.00- selesai di desa Ranowila kecamatan wolasi kabupaten Konsel.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sumber Data
Data yang kami dapatkan bersumber dari salah satu guru Mts Ranowila bernama Hajrah A.Ma kemudian ari beberapa siswa yang tidak lulus dan yang lulus. Dengan cara wawancara.

B. Analisis Data
HAL-HAL YANG MENYEBABKAN SISWA TIDAK LULUS
Persentase kelulusan ujian nasional (UN) tingkat SMA/SKM/MA di Kota Kendari tahun ini, benar-benar anjlok. Jika dibandingkan tahun 2009 lalu, tingkat kelulusan mencapai 91,16 persen, tahun ini hanya 38,98 persen. Bahkan, tak mencapai setengah dari peserta UN yang berjumlah 4.747 peserta. Dimana sebanyak 2.030 siswa yang lulus, 2.717 dinyatakan gagal pada UN utama.
Tak heran, kemarin (26/4), suasana haru dan sedih pun tak luput dari pandangan mata saat pengumuman kelulusan, akibat minimnya peserta yang lulus UN utama. Pasalnya, hampir setengah dari siswa di beberapa sekolah tidak tercover dalam kelulusan.
Di SMKN 2 Kendari misalnya, dari 375 peserta ujian nasional (UN), hanya 143 orang yang memenuhi standar nilai kelulusan, sementara 232 siswa lainnya dinyatakan gagal. Demikian halnya di SMAN 2 Kendari, dari 338 peserta UN hanya 152 orang yang lulus.
Kepala Seksi SMA Dinas Pendidikan Kota Kendari, Muhidin MPd mengatakan, untuk tahun ini kegagalan hampir seimbang dari setiap jurusan. Hanya program IPA sedikit masih unggul.
Untuk program Bahasa se-kota Kendari peserta berjumlah 33 orang, lima orang lulus dan 28 orang mengulang atau kelulusan mencapai 15,5 persen. Untuk program IPA, jumlah peserta sebanyak 1.606 orang, lulus 1.129 dan mengulang 477 atau kelulusannya mencapai 70,30 persen. Sedangkan program IPS, jumlah peserta 1.167 orang, lulus 579 dan tidak lulus 1.042 orang atau kelulusan mencapai 35,56 persen. Sementara untuk program Agama dengan jumlah peserta 17 orang, hanya dua orang saja yang gagal, lainnya dinyatakan lulus. "Jadi untuk tahun ini program IPS dominan tidak lulus," ungkapnya. Selain persentase per program studi, Muhidin juga menguraikan mengenai hasil kelulusan untuk SMA/SMK/MA. Dimana untuk tahun ini, kelulusan tertinggi terdapat di program SMA, yakni 52,49 persen.
Dari 3.256 peserta, hanya 1.709 orang yang lulus, sementara yang akan mengulang sebanyak 1.547 orang. MA berjumlah 320 peserta, lulus 90 orang, tidak lulus 230, sementara untuk SMK, jumlah peserta sebanyk 1.171 orang, lulus 231 dan tidak lulus 940 orang atau hanya mencapai 19,73 persen kelulusan. "Saat ini kami hanya bisa menyimpulkan bahwa kegagalan UN tahun ini disebabkan oleh perhatian siswa yang belum maksimal terhadap UN. Adapun mengenai hal lain yang bisa diindikasikan sebagai penyebab kegagalan siswa kami tidak bisa berkomentar apapun, karena tidak ada bukti. Demikian pula dengan standar kelulusan. Kalau memang upaya yang dilakukan maksimal, standar tidak akan menjadi masalah," terangnya.]
Ketika disinggung mengenai perbandingan antara sekolah swasta dan negeri, Muhidin mengatakan sama saja. Sekolah negeri juga tidak lebih bgus dari swasta, buktinya rata-rata kelulusan hnya mencapai 50 persen atau dibawah persentase itu.
Disampaikan, untuk kedepan pihak Dinas Diknas akan berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mereview kembali pembelajaran, terkait materi-materi apa yang belum diajarkan. Ini tak lain, agar persiapan untuk menghadapai UN lebih maksimal.
1. meningkatkan Standar kelulusan setiap tahunnya dan tidak di barengi dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Para siswa kelas 12 tingkat SLTA setidaknya sudah sedikit ‘lepas’ dari beban Ujian Nasional (UN). Pelaksanaan UN bagi mereka serentak dilakukan tanggal 22-24 April 2008 lalu. Namun, sepertinya tidak bisa pula lantas mereka melepaskan diri dari bayang-bayang beban berat UN. Kepastian kelulusan mereka masih menunggu waktu.
Sementara adik-adik kita yang duduk di kelas IX baru saja menyelesaikan pelaksanaan UN tanggal 5-8 Mei 2008 lalu. Sekarang tinggal siswa-siswi tingkat Sekolah Dasar yang masih berharap-harap cemas menanti hari penentuan menuju jenjang pendidikan lebih lanjut. Pelaksanaan ujian akhir di berbagai tingkatan pendidikan setiap akhir tahun ajaran, seringkali memunculkan pro-kontra. kegunaannya. Perdebatan dan kritik makin gencar. Kalangan masyarakat berpendapat, pemenuhan berbagai sarana dan prasana kebutuhan pendidikan tampaknya belum terlalu dihiraukan pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
- UN 2008 Memang Beda
Kontroversi pelaksanaan UN
memang bukan pertama kali terjadi. Tercatat kebijakan pemerintah untuk menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) 2005 mengundang kritik dari berbagai kelompok masyarakat, terutama komunitas pendidikan di Tanah Air. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007, tentang Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB) Tahun Pelajaran 2007/2008.
Tujuan UN memang sangat mulia. Peraturan Mendiknas No. 39 tahun 2007, pasal 2 (a) menyebutkan tujuan UASBN adalah mendorong tercapainya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu. Mendiknas pun menetapkan pelaksanaan ujian nasional tahun 2008 merupakan Ujian akhir sekolah berstandar nasional. Artinya, ujian nasional dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah/madrasah. Hasil UASBN pun menjadi sumber untuk: a. pemetaan mutu satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; dan d. dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan (Peraturan Mendiknas No. 39 tahun 2007, pasal 3).
Pelaksanaan UN tahun 2008 dipandang semakin memberatkan para siswa. Penyebabnya, 1) Standar nilai UN naik dari 5,00 menjadi 5,25. Sementara untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, masih seperti tahun sebelumnya, tidak boleh ada nilai di bawah 4,25; 2) Materi pelajaran dalam UN pun bertambah. Siswa kelas IX mendapat tambahan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam materi UN. Sementara kelas XII (SLTA) materi pelajaran UN menjadi 6 pelajaran, yaitu tambahan mata pelajaran Sosiologi, Geografi, dan Matematika IPS untuk jurusan IPS. Sedangkan, untuk jurusan IPA, yaitu mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia.
Sebagai gambaran, penulis lampirkan Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional.
Berdasarkan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 984/BSNP/XI/2007, Tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional (UN) SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMA-LB, DAN SMK, Tahun Pelajaran 2007/2008, bahan ujian nasional tersebut, adalah:
a. SMP, MTs, dan SMPLB
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 120 menit
2. Matematika 40 120 menit
3. Bahasa Inggris 50 120 menit
4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 40 120 menit
b. SMA Program IPA
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 120 menit
2. Bahasa Inggris 50* 120 menit
3. Matematika 40 120 menit
4. Fisika 40 120 menit
5. Kimia 40 120 menit
6. Biologi 40 120 menit
c. SMA Program IPS
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 120 menit
2. Bahasa Inggris 50*) 120 menit
3. Matematika 40 120 menit
4. Ekonomi 40 120 menit
5 Sosiologi 40 120 menit
6. Geografi 40 120 menit
2. kurangnya propesional tenaga pendidik
Upaya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan melalui program sertifikasi belum tepat sasaran. Buktinya, kualitas bukannya meningkat, malah semakin anjlok. Ini peringatan keras bagi guru-guru yang sudah memperoleh tunjangan sertifikasi. Lebih-lebih setelah persentase kelulusan diumumkan.
Pemerintah sudah mewarning, bahwa guru yang sudah memperoleh sertifikat profesi harus lebih meningkatkan kualitas dan kompetensinya. Jika masih ada guru yang malas mengajar, atau tidak memiliki upaya meningkatkan kemampuannya meskipun sudah memperoleh gaji dua kali lipat, siap-siap saja tunjangan sertifikasinya akan dicabut.
Penganggung Jawab Pengelola Sertifikasi Guru Dinas Pendidikan Sultra, Drs H Masri M Pd. Menurutnya, pemberian sertifikat kepada guru sudah melalui tes dan seleksi yang ketat. Mereka yang lulus dinilai telah memiliki empat kompetensi tenaga pendidik, antara lain kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian. Jadi jika tidak diimplementasikan dalam tugas sehari-hari, sia-sia saja mereka disertifikasi.
"Guru yang sudah memperoleh sertifikat profesi memang wajib meningkatkan kompetensinya. Apalagi dengan kemajuan metode pendidikan saat ini, guru dituntut lebih pro aktif mengejar ketertinggalan agar dapat mengimbangi kemajuan iptek. Jika guru hanya berdiam diri, sia-sia saja mereka disertifikasi," katanya. Menurut Masri, meski belum ada tim khusus untuk melakukan evaluasi bagi guru yang sudah memperoleh sertifikasi, namun pihak pengawas sekolah dapat melakukan tinjauan akan hal itu. Guru-guru yang masih malas mengajar, atau kurang kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran mesti selalu diingatkan agar ada perbedaan yang nampak, guru sebelum dan sesudah sertifikasi. Menuut dia, jika memang masih ada guru yang tidak melakukan tugasnya dengan baik, maka pihak pengawas dapat melaporkan hal itu sebagai temuan yang nantinya berimbas pada pencabutan tunjangan sertifkkasi. Karena masih banyak guru yang berkompetensi, tetapi belum mendapat kesempatan untuk disertifikasi. Jika uang negara hanya diberikan kepada guru yang tidak mampu melaksanakan tugas dan kompetensi berarti merugikan negara.
3. kurang siapnya siswa secara psikologis dalam menghadapi UAN
Secara psikologi UAN uan merupakan momok menakutkan oleh para sisw khususnya karena tidak banyak dari mereka sampai melakukan hal-hal yang tidak dinginkan oleh masyarakat atau orang tuanya. Oleh karena itu, para sekolah dan orang tua siswa sangat penting dalam mendukung kesiapan anak dalam menghadapai UAN. Sekolah dapat melakukan penyiapan mental bagi para siswa siswinya dalam meghadapi UAN dengan cara mengadakan pengayaan mata pelajaran yang diujiankan di luar jam pelajaran secara kontinyu. Kemudian selalu melaksanakan pengajian, pendalaman ilmu agama sehingga siswa mampu megerjakan soal dengan ihlas, memberikan motivasi dan melatih siswa-siwanya mengerjakan soal-soal ujian dan pada akhir pengayaan itu sekolah mengadakan try out. Try out ini hendaknya dilakukan beberapa kali.
Hal ini dimaksudkan agar para siswa siap menghadapai ujian dan mampu menjawab soal-soal ujian nasional. Sehingga mereka (siswa) tidak perlu ,marasa takut dengan soal-soal ujian nasional. Sedangkan peran orang tua sebagai pemberi motivasi kepada anak-anaknya menanamkan nilai-nilai agama dengan memberikan pemahaman bahwa tuhan sangat berperan dalam setiap keberhasilan umatnya yang taat kepadanya. Dengan jalan banyak berdoa dan berusaha. Dan diharapkan orang tua dapat menjadi teman/sahabat bagi setiap anaknya dan tidak memponis mereka sehingga pikiran meraka semakin berani karena orang tua memberi andil kepada kesiapan mental sianak. Apa bila peran sekolah dan orang tua siswa baik. Maka siswa tidak akan merasa stress menghadapi Uan.
4. kurangnya motivasi siswa untuk belajar dalam menghadapi UAN dan memandang enteng mata pelajaran tertentu
Bebepara waktu lagi, siswa SMP dan SMA akan menghadapi UAN (ujian akhir nasional). Persoalan sudah jelas, apabila tidak mencapai nilai di atas 4 untuk mata pelajaran tertentu, akan tidak lulus. Tidak ada ujian ulangan, siswa bersangkutan mengulang lagi di sekolah itu. Tahun depan harus ikut UAN lagi. Banyak masalah muncul dilontarkan dari berbagai pihak. Tetapi kisah kasih di sekolah dengan UAN model ini diprediksi akan membuat banyak siswa patah hati. Patah hati karena tidak lulus dan harus mengulang. Inilah realitas sebuah sekolah, dengan tantangan ke depan yang direncanakan demi peningkatan mutu, peningkatan motivasi belajar dan bersekolah harus sungguh-sungguh. Realitas ini tidak seindah dalam lagu ''Kisah Kasih di Sekolah'' yang lirih di telinga, terasa romantis penuh dengan warna pubertas, tetapi mengiris eksistensi remaja yang merasa posisinya terancam.
Sebagian para siswa terkadang malas belajar ketikaakan menghadapi ujian bahkan ada yang memandang enteng mata pelajara tertentu. Karena mereka beranggapan bahwa mata pelajaran itu sudah lazim dikehidupannya seperti mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada hak tahun ini angka ketidak lulusan terbesar berada pada mata pelajaran ini. Hal ini perlu adanya pemberian pemahaman dari para pendididk bahwa setiap mata pelajaran memiliki pengaruh besar pada kelulusan sehingga siswa tidak memandang remeh pelajaran tertentu selanjutnya untuk memotivasi belajar siswa, sekolah dan orang tua memiliki tanggung jawab yang sama terhadapa siswa sehingga siswa mendapat perhatian dari semua pihak untuk keberhasilannya dan hal ini dapat memacu lebih giatdalam menghadapi UAN.


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para siswa kelas 12 tingkat SLTA setidaknya sudah sedikit ‘lepas’ dari beban Ujian Nasional (UN). Pelaksanaan UN bagi mereka serentak dilakukan tanggal 22-24 April 2008 lalu. Namun, sepertinya tidak bisa pula lantas mereka melepaskan diri dari bayang-bayang beban berat UN. Kepastian kelulusan mereka masih menunggu waktu.
Upaya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan melalui program sertifikasi belum tepat sasaran. Buktinya, kualitas bukannya meningkat, malah semakin anjlok. Ini peringatan keras bagi guru-guru yang sudah memperoleh tunjangan sertifikasi. Lebih-lebih setelah persentase kelulusan diumumkan.
Secara psikologi UAN uan merupakan momok menakutkan oleh para sisw khususnya karena tidak banyak dari mereka sampai melakukan hal-hal yang tidak dinginkan oleh masyarakat atau orang tuanya. Oleh karena itu, para sekolah dan orang tua siswa sangat penting dalam mendukung kesiapan anak dalam menghadapai UAN.
Sebagian para siswa terkadang malas belajar ketikaakan menghadapi ujian bahkan ada yang memandang enteng mata pelajara tertentu. Karena mereka beranggapan bahwa mata pelajaran itu sudah lazim dikehidupannya seperti mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada hak tahun ini angka ketidak lulusan terbesar berada pada mata pelajaran ini

B. Saran
Saran kami dalam pembuatan laporan hendaknya menggunakan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Kemudian banyak referensi sehingga dalam pembuatannya tidak terdapat kesulitan dan hambatan. Jangan lah puas dengan membaca tetapi kritiklah sehingga laporan ini sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar